BAB I
PROSEDUR
OPERASI STANDAR
A.
Pengertian
Prosedur dan Prosedur Operasi Standar
Prosedur adalah
serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan
atau diesekusi dengan cara yang baku (sama) agar selalu memperoleh hasil yang
sama dari keadaan yang sama.
Prosedur
operasi standar juga dapat diartikan sebagai serangkaian intruksi kerja
tertulis yang dibakukan mengenai proses penyelenggaraan administrasi
perusahaan, bagaimana, dan kapan harus dilakukan,dimana, dan oleh siapa
dilakukan.
B.
Simbol-Simbol
Prosedur Operasi Standar
1. Lingkaran
besar untuk kegiatan operasi (operation/handling).
Contoh : memaku, mengebor, mengetik, dll.
2. Blok
panah untuk kegiatan pemindahan (transportation/move).
Contoh : memindahkan material dengan
forklift, mengangkat barang dengan crane,dll.
3. Segi
empat untuk kegiatan pemeriksaan (inspection).
Contoh : menguji kualitas material, membaca
skala pengukuran tekanan, dll.
4. Segitiga
terbalik untuk penyimpanan (storage).
Contoh : penyimpanan surat-surat, dll.
5. Huruf
D besar untuk kejadian menunggu (delay).
Contoh : menunggu elevator, surat-surat
menunggu untuk diarsipkan, dll.
6. Terminator
untuk menunjukkan awal atau akhir dari aliran proses.
Contoh : ‘start’; ‘end’; dll.
7. Process
untuk menunjukkan sebuah langkah proses atau operasi.
8. Connector
untuk tanda panah yang menunjukkan arah aliran dari satu proses ke proses yang
lain.
9. Decision
untuk menunjukkan sebuah langkah pengambilan keputusan.
10. Sub
process untuk menunjukkan bahwa dalam langkah yang dimaksud terdapat flowchart
lain yang menggambarkan langkah tersebut lebih rinci.
11. Document
untuk menunjukkan process atau keberadaan dokumen.
12. Input/output
untuk menunjukkan data yang menjadi input atau output proses.
13. Connector
(on-page) untuk menunjukkan hubungan simbol dalam flowchart sebagai pengganti
garis untuk menyederhanakan bentuk saat simbol yang akan dihubungkan jaraknya
berjauhan dan rumit jika dihubungkan dengan garis.
14. Off-page
untuk menghubungkan simbol-simbol yang berada pada halaman yang berbeda.
C. Jenis-Jenis
SOP (Standar Operating Procedure)
SOP yang
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin dapat dibagi
menjadi beberapa jenis seperti berikut:
1. SOP
Berdasarkan Sifat Kegiatan
Berdasarkaan
sifat kegiatannya, SOP dapat dikategorikan ke dalam dua jenis yaitu SOP Teknis
dan SOP Administratif.
a.
SOP Teknis
SOP Teknis,
adalah prosedur standar yang sangat rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh
satu orang aparatur atau pelaksana dengan satu peran atau jabatan. Setiap
prosedur diuraikan dengan sangat teliti sehingga tidak ada
kemungkinan-kemungkinan variasi lain. SOP teknis ini biasanya dilaksanakan oleh
satu orang atau satu kesatuan tim kerja. SOP Teknis berisi langkah-langkah
rinci atau cara melakukan pekerjaan atau langkah detail melaksanakan pekerjaan.
Dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan SOP teknis diterapkan pada
bidang-bidang yang dilaksanakan oleh pelaksana tunggal seperti: pemeliharaan
sarana-prasarana, pemeriksaan keuangan, kearsipan, korespondensi, dokumentasi
dan lainnya.
b. SOP
Administratif
SOP
Administratif, adalah prosedur standar yang bersifat umum dan tidak rinci dari
kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang aparatur atau pelaksana
dengan lebih dari satu peran atau jabatan.
2. SOP
Menurut Cakupan dan Besaran Kegiatan
Menurut cakupan
dan besaran kegiatannya, SOP dikategorikan ke dalam dua jenis yaitu SOP Makro
dan SOP Mikro.
a. SOP
Makro
SOP Makro
mencakup beberapa SOP mikro yang mencerminkan bagian dari kegiatan tersebut
atau SOP yang merupakan integrasi dari beberapa SOP mikro yang membentuk
serangkaian kegiatan dalam SOP tersebut. SOP makro tidak mencerminkan kegiatan
yang sesungguhnya dilakukan oleh pelaksana kegiatan.
Contohnya
SOP pengelolaan surat yang merupakan SOP makro dari SOP penanganan surat masuk,
SOP pemberian tanggapan terhadap surat masuk, dan SOP pengiriman surat.
b. SOP
Mikro
SOP Mikro
merupakan bagian dari sebuah SOP (SOP makro) atau SOP yang kegiatannya menjadi
bagian dari kegiatan SOP makro yang lebih besar cakupannya.
3. SOP
Menurut Cakupan dan Kelengkapan Kegiatan
SOP menurut
cakupan dan kelengkapan kegiatan dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu SOP
Final dan SOP parsial.
a. SOP
Final
SOP final adalah
SOP yang berdasarkan cakupan kegiatannya telah menghasilkan produk utama yang
paling akhir atau final. Contoh: SOP Penyusunan Pedoman merupakan SOP final
dari SOP Penyiapan Bahan Penyusunan Pedoman. SOP penyelenggaraan bimbingan
teknis merupakan SOP final dari SOP penyiapan penyelenggaraan Bimbingan Teknis.
b. SOP
Parsial
SOP parsial
adalah SOP yang berdasarkan cakupan kegiatannya belum menghasilkan produk utama
D. Prinsip
prinsip penyusunan prosedur operasi standar
Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang baik adalah SOP yang dapat dengan mudah dipahami dan dijalankan. SOP yang
mudah dipahami dan dijalankan tentunya akan memudahkan semua pegawai
mengerjakannya, sebaliknya SOP yang sulit malah akan membuat pegawai mengalami
kesulitan pula. Untuk membuat SOP yang baik hendaknya suatu perusahaan merujuk
pada prinsip-prinsip berikut ini:
1.
Prinsip Kemudahan dan Kejelasan. Prinsip ini dimaksudkan agar
prosedur-prosedur standar yang akan disusun harus dengan mudah dapat dipahami
dan diterapkan oleh semua pegawai termasuk pegawai baru tanpa mengalami kendala
dalam pelaksanaan tugasnya.
2.
Prinsip Efisiensi dan Efektivitas. Prinsip ini menerapkan efisiensi
dan efektivitas dalam proses pelaksanaan tugas. Prinsip ini mutlak harus
menjadi pedoman dalam penyusunan prosedur kerja. Diharapkan prinsip ini membuat
pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih murah.
3.
Prinsip Perhatian dan Keselarasan. Prinsip ini bertujuan untuk
menyelaraskan prosedur-prosedur yang berkaitan satu dengan lainnya.
4.
Prinsip Keterukuran. Prinsip ini menjadi sangat penting
dalam SOP karena output dari prosedur-prosedur yang terstandarisasi mengandung
kualitas mutu tertentu yang dapat diukur pencapaian keberhasilannya.
5.
Prinsip Dinamis. Prinsip dinamis maksudnya,
prosedur-prosedur yang ada dapat dengan mudah disesuaikan dengan perkembangan
kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang.
6.
Prinsip Berorientasi pada
Konsumen. Prosedur-prosedur yang dikembangkan
harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna sehingga dapat memberikan kepuasan
pada pengguna.
7. Prinsip
Kepatuhan dan Kepastian Hukum. Penyusunan SOP harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan
peraturan pemerintah yang berlaku, serta untuk memperoleh kepastian hukum agar
dapat ditaati oleh pegawai dan melindungi pegawai jika terjadi tuntutan hukum.
E.
Tekhnik penyusunan SOP
1. Penyusunan SOP harus mengacu pada SOTK, TUPOKSI, serta alur
dokumen.
2. Prosedur kerja menjadi tanggung jawab semua anggota
organisasi.
3. Fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur, sehingga
perlu dikembangkandiagram alur dari kegiatan organisasi.
4. SOP didasarkan atas kebijakan yang berlaku.
5. SOP dikoordinasikan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan/penyimpangan.
6. SOP tidak terlalu rinci.
7. SOP dibuat sesederhana mungkin.
8. SOP tidak tumpang tindih, bertentangan atau duplikasi dengan
prosedur lain.
9. SOP ditinjau ulang secara periodik dan dikembangkan sesuai
kebutuhan.
BAB II
PENGELOLAAN WAKTU SECARA PRODUKTIF
A.
Pengertian Pengelolaan Waktu Secara Produktif
Manajemen waktu merupakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu
menjadi salah satu sumber daya
unjuk kerja.
Sumber daya yang harus dikelola secara efektif dan efisien.
Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan manajemen waktu yang telah
ditetapkan sebelumnya. Efisien tidak lain mengandung dua makna,yaitu: makna
pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan waktu
yang ada.
B.
Tujuan Pengelolaan Waktu Secara Produktif
Adapun tujuan pengelolaan waktu adalah sebagai berikut:
1.
Membantu kita untuk berkerja lebih
efektif dengan skala prioritas.
2.
Menjauhkan kita dari stress kita
dapat mengontrol setiap tugas dan tenggat
waktunya
3.
Membuat kita lebih produktif
(dapat menghindari hambatan dan gangguan yang menghalangi dari tujuan).
C.
Prinsip Manajemen Waktu
Berikut ini prinsip dasar manajemen waktu yang penting
diperhatikan, yaitu:
1.
Sediakan waktu untuk perencanaan dan menetapkan prioritas.
2.
Selesaikan tugas berprioritas tinggi sesegera mungkin dan
tuntaskan tugas sebelum mulai tugas yang lain.
3.
Prioritaskan kembali tugas yang tersisa berdasarkan
informasi baru yang terkait.
D.
Menentukan Urutan Prioritas
Menentukan urutan prioritas perlu
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara waktu yang kita miliki sangat terbatas, tidak ada
jalan lain selain membuat skala prioritas, yaitu melaksanakan pekerjaan dan
tugas-tugas berdasarkan urutan kepentingannya. Orang-orang yang berhasil adalah
orang-orang yang bisa mengorganisir diri mewujudkan cita-citanya dalam alokasi
waktu yang ada. Ada beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan dalam
menentukan urutan prioritas, yaitu:
1.
Prioritas Kegiatan
Setiap hari kita melakukan berbagai kegiatan,
baik yang berkaitan dengan pekerjaan, sekolah, keluarga, sosial, dan juga
pribadi. Kegiatan-kegiatan ada yang berjangka panjang, berjangka pendek, rutin,
dan ada pula yang mendesak/darurat. Untuk kegiatan-kegiatan rutin dan berjangka
tentunya sudah bisa direncanakan, dan dideteksi mana yang menjadi prioritas
utama, disusul dengan prioritas-prioritas berikutnya, karena umumnya berkaitan
dengan rencana pencapaian tujuan dalam hidup. Namun kegiatan-kegiatan darurat
yang muncul di luar rencana pun sering datang tanpa diduga dan mengacaukan
pengelolaan waktu yang telah diatur. Berikut ini adalah pengelompokkan kegiatan
berdasarkan tingkat kepentingan dan waktu pelaksanaannya:
a.
Kelompok 1: Kegiatan Penting Mendesak
Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah kegiatan
penting yang harus segera dilakukan, tidak bisa ditunda pada lain waktu.
Contohnya: mengantar keluarga yang kecelakaan ke rumah sakit. Kelompok ini terdapat kegiatan-kegiatan yang diakibatkan
karena kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Ada juga kelompok orang-orang yang
justru bisa bekerja di bawah tekanan, semangat dan idenya muncul justru pada
saat terakhir. Namun
banyak resiko yang mendadak muncul sebagai hambatan dan dapat mengakibatkan
tugas tidak selesai, antara lain mendadak komputer error, data hilang, terkena
virus atau sakit mendadak. Kebiasaan
bekerja dalam kelompok ini, mengakibatkan stress, kelelahan, dan prestasi
biasa-biasa saja.
b.
Kelompok 2: Kegiatan Penting Tidak Mendesak
Kegiatan dalam kelompok ini mencakup kegiatan-kegiatan
penting yang dapat dilakukan secara bertahap, rutin, dan terjadwal sehingga
apabila muncul kegiatan darurat, tidak akan terlalu mengganggu pencapaian
target-target lainnya. Contoh: relaksasi, mengerjakan tugas lebih awal,
olahraga terjadwal dan sebagainya. Orang-orang yang berada pada
kelompok ini adalah orang-orang yang memiliki visi, mempunyai prioritas dalam
hidupnya. Mereka akan melakukan perencanaan dalam mencapai visinya, menetapkan
prioritas, mengerjakan yang penting terlebih dahulu, dan menyelesaikan sisanya
kemudian. Kesulitan memasuki kelompok ini adalah tetap komit,
konsisten dan disiplin menjalani rencana kerjanya. Meskipun semua kegiatannya
penting, namun jika TIDAK MENDESAK akibatnya godaan untuk menunda pekerjaan
juga tinggi. Orang-orang yang berada dalam
kelompok ini akan hidup terkendali, seimbang, dan berprestasi tinggi.
c.
Kelompok 3: Kegiatan Tidak Penting Mendesak
Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini adalah
kegiatan-kegiatan tidak penting yang terpaksa dilakukan. Misalnya menerima dan
menemani tamu, mengantar kakak, menemani teman, dan sebagainya. Umumnya
kegiatan ini datang tanpa direncanakan dan sulit dihindari. Orang-orang yang
berada dalam kelompok ini termasuk orang yang selalu berusaha membuat orang
lain senang dan biasanya tidak memiliki sikap asertif, tidak memiliki kemampuan
untuk mengatakan tidak, kurang memiliki kemampuan untuk menyampaikan pikiran,
perasaan, dan keinginannya kepada orang lain, tanpa merugikan diri sendiri.
Bill Cosby mengatakan (dalam 7 Habits of Highly Efektif
Teens) ‘Saya tidak tahu kunci sukses, tetapi kunci kegagalan adalah berusaha
menyenangkan semua orang”.
Kelompok ini merupakan kelompok terburuk. Orang-orang yang
berada dalam kelompok ini hidupnya kurang disiplin, prestasi rendah, tidak mempunyai
tujuan hidup, bereputasi sebagai penyenang orang lain tetapi dianggap sebagai
keset kaki.
d.
Kelompok 4: Kegiatan Tidak Penting Tidak Mendesak
Kegiatan dalam kelompok ini adalah kegiatan yang dilakukan
secara berlebihan dan mengakibatkan tingkat kepentingannya rendah. Contohnya,
menonton televisi dan tidur secara berlebihan. Orang
yang hidup dalam kelompok ini berakibat malas dan tidak bertanggung jawab.
2.
Langkah-langkah Menyusun Prioritas
Periksa kembali tujuan-tujuan besar
dalam hidup Anda beserta target waktu pencapaiannya. Tujuan-tujuan besar
mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama, antara 1 tahun, 3 tahun, 5 tahun ke
depan. Pencapaian
tujuan-tujuan besar dapat dipecah menjadi tujuan-tujuan kecil yang dikerjakan
secara bertahap. Tuliskan apa saja yang akan di kerjakan dalam 1 minggu ke
depan. Membuat Rencana Mingguan membantu Anda untuk fokus pada penyelesaian.
Kegiatan-kegiatan Utama yang menunjang tujuan Anda, dan dengan sendirinya Anda
akan mencapai lebih banyak.
3. Faktor Penghambat Penetapan
Prioritas
Banyak hal yang dapat mengganggu terlaksananya
kegiatan-kegiatan utama dalam proses pencapaian tujuan Anda. Beberapa hal yang
perlu diwaspadai adalah:
a.
Zona nyaman serta zona berani
b.
Ketakutan menjadi penghambat
c.
Bangkit lagi ketika gagal
d.
Menaklukkan cobaan
e.
Tidak berani berkata TIDAK
E.
Evaluasi Penggunaan Waktu
Kata evaluasi berasal dari
bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran
(John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Evaluasi adalah proses
penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau
merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang
mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya. Waktu menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika
proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala
waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan
lama berlangsungnya suatu kejadian. Jadi mengevaluasi waktu berarti kita
akan mengevaluasi hal-hal yang telah dan kelak akan dilakukan.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi waktu dan cara memanfaatkan waktu dalam sehari-hari. Maka kita dapat
mengevaluasi kegiatan dengan bertanya kepada diri sendiri, antara lain:
1. Berapa jam yang digunakan untuk
melakukan perencanaan?
2. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk
bekerja optimal?
3. Berapa jam yang digunakan untuk
membaca, memahami, dan berbagi atas suatu pengetahuan dan pengalaman (belajar)?
4. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk
perjalanan menuju tempat bekerja dan pulang kembali ke rumah?
5. Berapa jam yang digunakan untuk
beristirahat, berolahraga, dan bersantai (sejenak)?
6. Berapa jam yang dimanfaatkan untuk
keluarga?
7. Dan berapa jam yang digunakan untuk
masyarakat sekitar (Personal Social Responsibility)?
BAB III
OTOMATISASI
ADMINISTRASI PERKANTORAN
A. Pengertian Otomatisasi
Perkantoran
Otomatisasi dalam bahasa Inggris
disebut automation, memiliki padanan kata mechanization dan computerization
(Lernout & Hauspie Speech Products N.V., 1993). Automation memiliki
dua makna yaitu 1) the use of automatic equipment to save mental and manual
labour (penggunaan peralatan otomatis untuk menghemat pikiran dan tenaga)
dan 2) the automatic control of the manufacture of a product through its
successive stages (kendali otomatis dalam pembuatan suatu produk dengan
tahapan yang sistematis). Mechanization yang memiliki kata kerja mechanize
memiliki arti give a mechanical caracter to (menerapkan sistem
mekanis), dan compurization dengan kata kerja computerize
mengandung makna 1) equip with a computer, install a computer in (menggunakan
komputer) dan 2) store, perform, or produce by computer (menyimpan,
melaksanakan, atau menghasilkan dengan komputer) (AND Complex for Windows,
1993).
Uraian definisi otomatisasi di atas,
menunjukkan esensi makna otomatisasi yaitu proses penggunaan peralatan otomatis
yang memiliki sistem kerja sistematis. Otomatisasi akan berdampak pada pengurangan
penggunaan tenaga manusia. Otomatisasi sangat berkaitan erat dengan mekanisasi dan
komputerisasi. Hal ini mengisyaratkan bahwa otomatisasi berarti penggunaan
alat-alat mekanis dan lebih khususnya komputer. Dengan kata lain, membahas
otomatisasi berarti mengupas berbagai peralatan mekanis dan komputer, tentu
saja dengan tetap memperhatikan relevansinya dengan objek yang diotomatisasi,
dalam hal ini perkantoran.
Perkantoran merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan pelayanan (services) dalam perolehan, pencatatan,
penyimpanan, penganalisaan, dan pengkomunikasian informasi. Cakupan aktivitas
perkantoran meliputi kegiatan-kegiatan seperti pencatatan, pembuatan dan
pengolahan naskah (word processing); penyajian/display, pengelompokan/sortir,
dan kalkulasi data (spreadsheet); pengelolaan database; melakukan
perjanjian, pertemuan, dan penjadwalan (appointment); presentasi;
korespondensi; dokumentasi; dan sebagainya. Otomatisasi perkantoran berarti
pengalihan fungsi manual peralatan kantor yang banyak menggunakan tenaga
manusia kepada fungsi-fungsi otomatis dengan menggunakan peralatan mekanis
khususnya komputer. Waluyo (2000) menegaskan bahwa era otomatisasi perkantoran
dimulai bersamaan dengan berkembangnya teknologi informasi, penggunaan
perangkat komputer untuk keperluan perkantoran.
Otomatisasi perkantoran sering juga
diistilahkan dengan kegiatan perkantoran elektronis (electronic
office/e-office). Perkantoran elektronis adalah aplikasi perkantoran yang
mengganti proses administrasi berbasis manual ke proses berbasis elektronis
dengan memnfaatkan fasilitas jaringan lokal (LAN). Otomatisasi perkantoran tidak bisa
dipisahkan dari teknologi perkantoran sebab otomatisasi merupakan bentuk
pengembangan teknologi, dalam hal ini pergeseran dari teknologi manual kepada
teknologi otomatis.
B. Tujuan Otomatisasi
Perkantoran
Otomatisasi
Perkantoran, OA atau Office Automation bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas kerja melalui :
1.
Meminimalkan
pengeluaran pada biaya, munculnya komputer dapat menghemat biaya dimana
komputer dapat menggantikan dan meringankan tugas pekerja dari berat menjadi
ringan.
2.
Pemecahan masalah
kelompok, otomatisasi kantor dapat memberikan kemampuan antara manajer untuk
saling melakukan komunikasi dengan lebih baik dalam memecahkan masalah.
3.
Pelengkap bukan
pengganti, dalam hal ini tidak akan menggantikan semua komunikasi interpersonal
tradisional, seperti percakapan tatap muka, percakapan telepon, pesan tertulis
pada memo, dan sejenisnya. Pelengkap informasi ini digunakan agar dapat lebih
baik dalam berkomunikasi.
4.
Penggabungan dan
penerapan teknologi, misalnya antara telepon, komputer, jaringan internet,
serta satelit. Dimana semua digabung untuk memperlancar informasi dari luar
perusahaan maupun didalam perusahaan, selain itu untuk mengetahui canggihnya
tekhnologi di era globalisasi.
5.
Memperbarui proses
pelaksanaan pekerjaan di kantor, produk office automation memungkinkan para
pekerja kantor memproses lebih banyak dokumen secara lebih cepat, lebih baik,
dan lebih efisien.
6.
Meningkatkan
produktivitas dan efektivitas pekerjaan.
7.
Peningkatan komunikasi
dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik dan lebih cepat.
C. Manfaat Otomatisasi Perkantoran
Otomatisasi kantor bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas. Bila diterapkan sebagai alat pemecah masalah, otomatisasi kantor dapat memberikan kemampuan antar
manajer untuk saling melakukan komunikasi dengan lebih baik selagi mereka
memecahkan masalah. Peningkatan komunikasi ini dapat menghasilkan keputusan
yang lebih baik dan lebih cepat. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang dapat
diperoleh perusahaan dalam pemanfaatan sistem otomatisasi kantor:
- Pendapatan yang Lebih Tinggi
versus Penghindaran Biaya.
- Komputer tidak menggantikan
pekerja saat ini, tetapi computer menunda penambahan pegawai yang
diperlukan untuk menangani beban kerja yang bertambah.
- Pemecahan masalah Kelompok/Tim.
- Cara OA berkontribusi pada
komunikasi ke dan dari manajer membuatnya sangat cocok diterapkan untuk
memecahkan masalah kelompok.
- Pelengkap–BukanPengganti.
- Sebagai suatu cara komunikasi
bisnis, OA bukan tanpa keterbatasan. OA tidak akan menggantikan semua
komunikasi interpersonal tradisional–percakapan tatap muka, percakapan
telepon, pesan tertulis pada memo, dan sejenisnya. OA harus bertujuan
melengkapi komunikasi tradisional.
7.
Otomatisasi perkantoran
membuat informasi menjadi lebih murah dan mudah digunakan, dipindahkan, dan
dirawat.
8.
Dapat meletakkan landasan
yang kuat untuk integrasi informasi sehinggga perusahaan mampu berkompetisi
lebih baik.
Selain
dampak pengurangan tenaga kerja di perkantoran itu sendiri, terdapat dampak
lain di perusahaan yaitu sebagai berikut:
1. Dampak terhadap Pekerja
dan Pekerjaan
Dampak terhadap pekerja
dan pekerjaan salah satunyanya adalah pengurangan tenaga kerja akibat
digantikan oleh penggunaan mesin komputer. Namun selain mengakibatkan pengurangan
tenaga kerja, penggunaan teknologi komputer juga menciptakan lowongan tenaga
kerja baru namun dalam jumlah yang sedikit dengan kemampuan IT yang mumpuni.
2.
Dampak
terhadap Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Perubahan terhadap
truktur pekerjaan menyebabkan permintaan terhadap pegawai yang terampil terus
meningkat. Hal ini karena kepeluan
kerja untuk orang yang tidak memiliki keterampilan terus berkurang. Pekerja
dengan pendidikan tinggi yang terus bertambah memaksa mereka bekerja sebagai
pegawai administrasi. Selain itu lowongan pekerjaan hanya diperuntukan bagi
orang yang memiliki ijazah formal. Akibatnya peluang kerja bagi nonsarjana
berkurang dan terjadi pengangguran.
Adanya
berbagai jenis pekerjaan diperusahaan maka dibutuhkan pelatihan diberbagai
tingkat pendidikan. Manajer kantor dapat menetapkan standar bagi operasional
kantor sehingga para pengajar memahami klasifikasi pekerjaan yang dibutuhkan.
3.
Dampak
Terhadap Manajemen Menengah
Dengan adanya
otomatisasi, pekerjaan manajemen menengah diprediksi menjadi berkurang. Namun
hal ini tidak sepernuhnya benar. Dengan meningkatnya aplikasi proses data
elektronik, kebutuhan terhadap manajer yang melakukan proses data meningkat. Ada dua alasan mengapa
pekerjaan manajemen menengah tidak berkurang. Pertama, keputusan manajerial
pada tingkat ini terlalu jauh dari analisis mekanik, sebaliknya dengan adanya
komputer manajer membuat keputusan yang lebih baik. Kedua, dengan adanya
peralatan otomatisasi membuat pekerjaan menjadi lebih cepat tidak berarti
peralatan tersebut selalu digunakan, maka peran manajer menengah dibutuhkan
untuk menelaah penggunaan peralatan yang benar-benar dibutuhkan.
4.
Dampak
Terhadap Operasi Perusahaan
Adanya otomatisasi
perkantoran membuat banyak perusahaan mulai memusatkan operasional mereka
menggunakan sistem informasi komputer di seluruh pusat untuk mengumpulkan,
mengolah dan mengirim data ke seluruh dunia. Semua perkembangan yang terjadi
akibat otomatisasi perkantoran membawa pemikiran baru dalam struktur usaha dan
konsep manajemen.
BAB IV
PENERAPAN OTOMATISASI ADMINISTRASI
PERKANTORAN
A.
Pengguna Otomatisasi Kantor
Para pengguna otomatisasi kantor pada umumnya adalah Manajer,
orang yang bertanggung jawab mengelola sumber daya perusahaan, terutama SDM.
Profesional, menyumbangkan keahlian khusus yang membedakan mereka dengan
sekertaris dan pegawai administrasi. Sekertaris, ditugaskan oleh professional
untuk melaksanakan berbagai tugas seperti menangani korespondensi, menjawab
telepon dan mengatur jadwal pertemuan. Pengguna
otomatisasi perkantoran meliputi :
1. Manajer , adalah orang-orang yang
bertanggung jawab mengelola sumber daya perusahaan, terutama sumber daya manusia.
2. Professional, orang yang tidak
mengelola orang lain tetapi menyumbang keahlian khusus yang membedakan mereka
dari sekretaris dan pegawai administrative, contohnya pembeli, wiraniaga dan
lain-lain.
3. Sekretaris, biasanya ditugaskan pada
pekerja terdidik tertentu untuk melaksanakan berbagai tugas, seperti menangani
korespondensi, menjawab telepon dan mengatur jadwal pertemuan.
4. Pegawai administratif, biasanya
bertugas melaksanakan tugas-tugas untuk sekretaris, seperti mengoperasikan
B. Jenis-jenis Aplikasi Otomatisasi Kantor
1. Pengolahan
Kata (Word Processing).
2.
Surat Elektronik (Electronic
Mail/E-mail)
3.
Voice Mail
4.
Transmisi faximile (Fax)
5.
Konferensi Audio (Audio Conference)
6.
Konfrensi Video (Video Conference)
7.
Konferensi Komputer (Computer
Conference)
8.
Kalender Elektronik (electronic
calendaring)
9.
Videoteks
10. Image
Storage & Retrieval
11. Desktop Publishing
C. Penggunaan aplikasi otomatisasi perkantoran
1. Pengolahan
Kata (Word Processing)
Penggunaan
alat elektronik yang secara otomatis melaksanakan banyak tugas-tugas yang
diperlukan untuk menyiapkan dokumen yang akan diketik atau dicetak. Pengolahan
kata berkontribusi pada pemecahan masalah dengan memungkinkan manajer menyiapkan
komunikasi tertulis yang lebih efektif. Contoh : Ms Word.
2.
Surat Elektronik (Electronic
Mail/E-mail)
Penggunaan
jaringan komputer yang memungkinkan para pemakai mengirim, meyimpan dan
menerima pesan-pesan dengan menggunakan terminal komputer dan alat penyimpanan.
Surat elektronik dimaksudkan untuk memecahkan berbagai masalah yang terdapat
pada telepon konvensional.
3.
Voice Mail
Voice mail
persis sama dengan electronic mail. Perbedaannya ketika akan hanya
mengirimkan pesan dengan mengucapkan pesan tersebut melalui telepon dan bukan
mengetiknya dan menggunakan telepon untuk memanggil pesan yang telah
dikirimkan.
4.
Transmisi faximile (Fax)
Penggunaan
peralatan khusus yang dapat membaca tampilan dokumen pada ujung channel komunikasi
dan membuat salinan atau copy di ujung yang lain. Fax sangat mudah
diimplementasikan dan dioperasikan (jalur telepon sebagai channel,
mengoperasikannya seperti mesin foto kopi.
5.
Konferensi Audio (Audio Conference)
Penggunaan
peralatan komunikasi suara untuk membuat hubungan audio diantara orang-orang
yang tersebar secara geografis untuk tujuan melakukan konferensi. Audio
conferencing adalah aplikasi OA pertama yang masih banyak digunakan. Hanya
memerlukan penggunaan fasilitas komunikasi audio dua arah.
6.
Konfrensi Video (Video Conference)
Penggunaan
peralatan televisi untuk menghubungkan para peserta konferensi yang tersebar
secara geografis. Orang yang berada dalam suatu lokasi dapat melihat dan
mendengar suara orang yang berada di lokasi lain pada saat konferensi
berlangsung.
7.
Konferensi Komputer (Computer
Conference)
Penggunaan
jaringan komputer, sehingga memberi kemampuan seseorang untuk melakukan
pertukaran informasi selama proses terjadinya konferensi. Aplikasi ini hampir
sama dengan electronic mail, karena kedua aplikasi ini menggunakan hardware dan
software yang sama. Teleconferencing digunakan dalam seluruh proses pemecahan
masalah yang gunanya untuk menukar informasi diantara pemecah masalah
(orang-orang yang memecahkan masalah) yang berada dikota yang berlainan.
8.
Kalender Elektronik (electronic
calendaring)
Penggunaan
jaringan komputer untuk memasukkan pertemuan-pertemuan, membuat perubahan,
menelaah kalender itu dengan menggunakan terminal keyboard. Biasanya digunakan
oleh manajer atau sekretaris. Aplikasi ini hanya menyusun terjadinya komunikasi
bukan mengkomunikasikan informasi.
9.
Videoteks
Penggunaan
komputer untuk tujuan memberikan tampilan materi tekstual pada layar CRT.
Materi tekstual dapat berbentuk naratif atau tabulasi, dan disimpan dalam
penyimpanan sekunder pada komputer.
10. Image
Storage & Retrieval
Digunakan
oleh perusahaan yang mempunyai volume dokumen yang besar, sehingga mereka harus
menyimpannya dalam file agar informasi dapat dipanggil atau didapatkan kembali
jika diperlukan. Image storage and retrieval digunakan dalam pemecahan masalah
ketika ia diperlukan untuk melihat kembali dokumen historis untuk tujuan
pemahaman masalah.
11. Desktop
Publishing
Penggunaan
komputer untuk menyiapkan output tercetak yang kualitasnya sangat baik.
Tampilan layar persis sama dengan salinan kertas yang akan dihasilkan oleh
printer laser. Aplikasi Dekstop Publishing :
a.
Aplikasi administratif, meliputi
dokumen-dokumen yang dimaksudkan untuk penggunaan internal perusahaan, seperti
: korespondensi, laporan.
b.
Aplikasi teknis, meliputi
materi pelatihan seperti slides, overhead transparencies.
c.
Grafik perusahaan, meliputi
periklanan, brosur dan dokumen lain yang dimaksudkan untuk digunakan diluar
perusahaan.
d.
Sistem Otomatisasi Kantor
e.
Sistem Komunikasi Elektronik
merupakan sistem teknologi informasi yang digunakan untuk berkomunikasi
diantara individu, grup-grup kerja dan organisasi-organisasi. Contoh : e-mail,
voice mail, facsimile.
f.
Sistem Kolaborasi Elektronik adalah
suatu sistem yang tidak hanya pertukaran komunikasi atau pesan, tetapi juga
bagaimana informasi atau pesan tersebut digunakan untuk bekerja sama. Contoh :
Audio Conference, Video Conference, Computer Conference.
g.
Sistem Publikasi dan Pengolahan Imej
Elektronik : penggunaan teknologi informasi untuk keperluan pembuatan dokumen
tercetak. Contoh : desktop publishing, elektonik document management,
presentasi grafik dan multimedia presentation.
Comments
Post a Comment